Awan-Awan Hitam: Argha #1


Brushh!!
Hujan lebat turun tanpa diundang. Aku berusaha menelepon ayah yang sudah telat 2 jam menjemputku.
"Nomor yang anda hubungi sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi."
Aku lalu menunggu ayah di ruang tunggu sekolah. Aku pasrah karena handphoneku yang kucoba gunakan untuk menelepon sudah lowbat, sedangkan telepon sekolahku masih rusak. Guru-guruku hampir semua sudah pulang, sedangkan teman-temanku yang masih ada hanya yang mengikuti les piano di sekolah.
"Argha!" panggil seseorang.

Aku menengok, ternyata itu ayah. "Ayah!"
"Maaf ya, ayah lama. Tadi ayah baru saja mengantar Tante Mia ke kantor."
Ayah dan aku masuk ke dalam mobil. Dalam hati, aku menggerutu. Tante Mia lagi, Tante Mia lagi. Kenapa sih sejak ibu meninggal ayah dekat dengan Tante Mia? Tante Mia kan tidak secantik ibu dan tidak sebaik ibu.
Namaku Jesslyn Margaretha Olfie. Aku bersekolah di SMP Vaglerine. Ibuku sudah meninggal ketika aku berumur 10 tahun.
Ketika sampai di rumah, aku disambut oleh nenek.
"Hai Argha cantik, nenek sudah buatkan sup krim kesukaanmu loh," sambut nenek dengan lembut.
Aku tersenyum, "makasih, nek. Tapi, selera makanku sedang hilang. Hehe..."
"Baiklah, jika sudah mau makan, sup krimnya ada di meja makan ya! Nenek mau telepon saudara dulu."
Aku masuk ke dalam kamar dan mengganti seragam sekolahku dengan pakaian rumah. Setelah itu, aku membuka laptobku.
"Hm... kalau main game, bosan. Buka website pelajaran, bosan. Ah, buka blogger saja!" gumamku.
Aku membuka blog milikku. Lumayan, banyak yang mengunjungi blogku.
Tiba-tiba...
"Tok.., tok..,"
"Masuk!" seruku.
Nenek masuk ke kamarku dan meletakkan cookies di dekatku. "Untukmu, Gha. Kamu tidak mau makan?"
Aku menggeleng. Nenek mengambil sesuatu di rak bukuku. "Ini, Argha. Simpan dengan baik ya!"
Nenek memberiku sebuah kalung, lalu nenek keluar kamarku.
TING TONG!! TING TONG!!
"Biar Argha yang buka!" seruku.
Aku membuka pintu dan melihat seseorang tersenyum menatapku.

Bersambung...

Postingan populer dari blog ini